Jakarta-Perusahaan teknologi keuangan (fintech) Crewdible mengumumkan telah mendapat pendanaan seri A dari Bukalapak. Namun, Founder dan CEO Crewdible Dhana Galindra tak mau membuka berapa total pendanaan tersebut. Dia menjelaskan, selain untuk pengembangan business to business atau B2B, pengembangan juga dilakukan di business-to-customer atau B2C. Nilai pendanaan yang digelontorkan adalah sebesar Rp100 miliar untuk jalur business-to-customer atau B2C. “Untuk pendanaan ini, ada B2B (business-to-business) dan B2C. Kami tidak bisa ungkap untuk B2B, tapi untuk B2C dana yang digelontorkan adalah Rp100 miliar,” ujarnya di Jakarta, dikutip Kamis (16/2/2023).
Dengan pendanaan dari Bukalapak, Crewdible makin mantap meningkatkan operasional bisnis mereka, khususnya dalam menyediakan infrastruktur fulfillment untuk UMKM.
Baca juga: Traveloka Dukung Yessiow Euro Tour 2022 Gaungkan Nama Indonesia di Panggung Seni Mural Internasional
Saat ini, Crewdible memiliki lebih dari 170 mitra gudang yang tersebar di 40 kota di seluruh Indonesia bahkan Crewdible sudah menjangkau dari Aceh hingga Papua. Kemudian, Crewdible juga berniat untuk mempeluas layanannya ke kota tier dua dan tiga.
“Target akhir tahun ini, kami bisa membantu tiga kali lebih banyak UMKM dari saat ini. Karena sekarang kami punya 170 mitra gudang, nanti [akhir tahun] bisa 500 sampai 600 gudang,” paparnya.
Selain ekspansi secara horizontal, Crewdible juga akan berekspansi secara vertikal. Dhana menjelaskan Crewdible telah menyediakan layanan bagi para pelaku UMKM di bidang fashion, kecantikan/kosmetik, homeliving, dan kategori generik lainnya. Kini, Crewdible memperluas layanannya untuk merangkul para pelaku UMKM F&B dan bahan makanan. “Secara vertikal, kami akan masuk ke FMCG serta fresh dan frozen,” jelas dia.
Direktur Bukalapak Victor Putra Lesmana juga turut hadir pada konferensi pers Crewdible. Victor menyampaikan alasan Bukalapak memutuskan menggelontorkan dana ke Crewdible lantaran keduanya memiliki misi yang serupa. “BUKALAPAK dan Crewdible memiliki misi yang sama dimana kami ingin agar UMKM mendapatkan dukungan berupa layanan teknologi terbaik untuk mendorong pengembangan bisnis UMKM dengan efisien dan berkelanjutan,” tandasnya.
Sebagai informasi, Crewdible menyediakan jasa bisnis online terpadu bagi pemilik bisnis online dan UMKM (local heroes) untuk dapat tumbuh dan berkembang bersama melalui kampanye #bikinLOKALmakinVOKAL. Crewdible adalah venture-backed company yang bergerak di bidang online fulfillment service, yang menerima pendanaan Serie A dari Bukalapak.
Dhana mengatakan, pihaknya memiliki visi untuk menciptakan ekosistem terintegrasi yang memudahkan semua orang untuk memulai, mengembangkan, dan memiliki bisnis berkelanjutan. “Karena itu, misi kami adalah memberdayakan dan berkembang bersama mitra-mitra dengan memberikan layanan fulfillment terbaik, sehingga mitra UMKM dapat berkonsentrasi untuk pengembangan produk dan merek,” katanya.
Baca juga: Mudahkan Lansia Dapatkan Layanan Kesehatan, Kavacare Luncurkan Layanan Homecare
Sektor UMKM sangat strategis bagi ekonomi Indonesia. Karena mampu menyumbang 61 persen, setara Rp 8.573,89 triliun terhadap total produk domestik bruto (PDB) Indonesia 2021. Namun, kini para pelaku UMKM berada dalam kondisi perekonomian yang sulit diprediksi, serta bayang-bayang resesi dunia.
Arsilia Arsyadjuliandi, pendiri UMKM Organic Center, mengungkapkan, salah satu tantangan yang dihadapi dalam menjalankan bisnis online adalah kesulitan operasional. Untuk proses fulfillment saja, biasanya menghabiskan waktu hingga 6 jam per hari. “Saya perlu mengelola agar waktu yang diluangkan untuk operasional lebih efisien agar memiliki waktu lebih untuk memfokuskan diri dalam menyusun strategi untuk pengembangan usaha,” ungkapnya.
Untuk membantu local heroes menghadapi tantangan dan dapat mengembangkan bisnis daringnya, Crewdible menawarkan Fulfillment Automation.
Ini menerapkan teknologi dan sumber daya untuk mengelola operasional bisnis yang lebih cepat, menghemat waktu, dan mengurangi kesalahan manusia. Program ini dijalankan melalui 3 pilar, yakni :
1. Perluasan Otomatisasi Operasi
Memperluas layanan untuk membantu otomatisasi hal operasional ke kota tingkat 2 dan 3. Sehingga para pelaku UMKM di kota-kota tersebut dapat kesempatan sama untuk bersaing dengan pelaku UMKM di kota tingkat 1.
Sukses di UMKM bidang fashion, kecantikan/kosmetik, dan homeliving, kini Crewdible memperluas layanannya untuk merangkul pelaku UMKM F&B dan bahan makanan. Saat ini Crewdible memiliki lebih 170 mitra gudang di 40 kota di seluruh Indonesia.
2. Otomasi Jaringan Penjualan
Membantu penjual online untuk otomatisasi dan meningkatkan penjualannya melalui Crewdible Dropshipper Network, menghubungkan jutaan inventaris online seller dengan jutaan reseller atau dropshipper dari seluruh Indonesia.
3. Teknologi yang Dioptimalkan
Anagemen order/pesanan, penjualan, inventaris stok barang hingga laporan keuangan penjualan yang komprehensif. Lalu ada Warehouse Management System (WMS), yaitu platform yang digunakan seluruh mitra Gudang untuk menangkap setiap pesanan online seller/pebisnis online. Alhasil, pesanan dapat langsung diproses secara realtime, untuk diteruskan ke logistik hingga sampai ke tangan konsumen.
Selanjutnya ada platform Dropshipper Management System (DMS). Yang mana pebisnis online dapat mendaftarkan setiap SKU untuk dapat dijualkan kembali oleh dropshipper dengan harga dan keuntungan menarik. Hal ini juga membantu mengatasi masalah pebisnis online soal stok mati /deadstock di gudang untuk dapat terjual.
“Pelaku bisnis perlu memahami transformasi adalah perjalanan yang harus diterapkan secara menyeluruh. Meski teknologi pendorong utama, hal ini bukan terkait adopsi perangkat digital demi proses digitalisasi. Sebaliknya, ini berkaitan fokus pada solusi yang secara efektif akan memposisikan bisnis untuk berkembang di era baru,” pungkas Dhana. (any)