Jawa Barat-Dalam menjalankan sebuah usaha, tentu yang paling diinginkan adalah mendapat keuntungan alias cuan. Untuk bis mendapatkan keuntungan yang fantastis tentu dibutuhkan sebuah usaha.
Nah, dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital di Jawa Barat. Tema yang diangkat adalah “IKM Eksis: Kreatif di Ruang Digital” dengan menghadirkan narasumber Ketua Asosiasi Sales Nasional Indonesia (ASNI) Makassar Hasrul As; Founder Digimon, sekaligus kreator konten Dahlia Febrina; dan dosen Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Deny Yudiantoro.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00.
Baca juga: Incar Pendanaan Rp1 Triliun, CIMB Niaga Auto Finance Terbitkan Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar
Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate yang memberikan sambutan secara daring menyampaikan, selain membangun infrastruktur digital, pusat-pusat data, dan telekomunikasi di seluruh Indonesia. Kemenkominfo juga secara langsung mengadakan sekolah vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja yang bertalenta digital. “Kemenkominfo menyiapkan program-program pelatihan digital pada tiga level, yaitu Digital Leadership Academy yang merupakan program sekolah vokasi dan pelatihan yang diikuti oleh 200-300 orang per tahun bekerja sama dengan delapan universitas ternama di dunia. Digital Talent Scholarship sebagai program beasiswa bagi anak muda yang ingin meningkatkan kemampuan dan bakat digital. Dan yang terakhir Workshop Literasi Digital yang dapat diikuti secara gratis bagi seluruh masyarakat di Indonesia,” tutur Johnny.
Hasrul As mengungkapkan, di tengah penetrasi teknologi digital saat ini, bergabung dalam ekosistem digital bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi sebuah keharusan. Saat ini ada 21 juta atau sekitar 32 persen dari total 64 juta UMKM di Indonesia yang memanfaatkan teknologi digital. Jumlah UMKM di Indonesia yang go digital itu setara dengan 9 juta UMKM dari total 64 juta UMKM yang menyumbang pada 60 persen produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
“Kenapa UMKM harus go digital? Sebab, ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh UMKM saat ia menggunakan platform digital untuk pemasaran. Contohnya adalah memperluas jangkauan pemasaran dan menambah koneksi (pelanggan potensial) yang baru. Selain itu, konsumen akan dimudahkan dengan berbagi informasi mengenai sebuah produk yang ditawarkan,” ucap Hasrul.
Selain itu, lanjut Hasrul, manfaat berikutnya yang bisa didapat bagi pelaku UMKM yang terjun ke ekosistem digital adalah bisa menekan biaya operasional. Apabila biaya operasional berhasil ditekan, maka profit yang didapat berpotensi naik atau bertambah. Ekosistem digital juga memudahkan mengevaluasi bisnis yang dijalankan.
Baca juga: Mau Tarif Ojol Saat Hujan Diganti? Ikut Asuransi Terbaru dari Jagadiri Yuk!
Sementara itu, Dahlia Febrina mengingatkan, pemasaran produk UMKM bisa ditingkatkan dengan memanfaatkan jasa influencer atau pemengaruh. Pasalnya, sebagian besar konsumen atau pelanggan di Indonesia sudah akrab dengan teknologi digital lewat pemakaian ponsel cerdas.
Berdasar data di tahun 2022, sebanyak 370 juta ponsel yang digunakan di Indonesia. Adapun transaksi perdagangan secara elektronik pada 2021 sesuai data yang dimiliki Bank Indonesia sebesar Rp 401 triliun.
“Oleh karena itu, penggunaan jasa influencer sangat penting bagi promosi produk yang kita buat dan hendak dipasarkan. Hal ini disebabkan maraknya penggunaan media sosial yang menjadi sarana efektif untuk memasarkan produk-produk dagangan,” kata Dahlia.
Dahlia menambahkan, kebiasaan berbelanja secara online juga efektif bagi pemasaran dengan jasa influencer. Apalagi, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta orang dari total populasi yang sebanyak 270 juta jiwa. Sementara lama waktu berselancar di internet orang-orang Indonesia rata-rata adalah 8 jam 36 menit per hari.
Deny Yudiantoro menambahkan, pembuatan merek dagang sangat penting dalam bisnis penjualan produk barang atau jasa. Menurut dia, merek bisa memberikan keuntungan yang berlipat ganda atas sebuah produk yang diperjualbelikan. Contohnya, kopi hitam tanpa merek dijual seharga Rp5 ribu per gelas. Namun, dengan kopi yang sama dan diberikan merek tertentu, harganya bisa melonjak menjadi Rp40 ribu per gelas. “Merek bisa memberikan rasa kepercayaan bagi pembeli dan juga dapat meningkatkan omzet penjualan. Sebuah toko tanpa nama akan relatif sepi ketimbang toko yang memiliki nama,” ujar Deny.
Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo. (any)