Jakarta-Proklamator Soekarno pernah berkata, gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.
Usaha inilah yang dilakukan Muhammad Rafli Adiansyah. Lahir di keluarga sederhana, awalnya dia hanya bisa berangan-angan untuk berkarier di sektor digital. Namun pertemuan Rafli yang tak disengaja dengan BCA SYNRGY Academy berhasil mendekatkannya ke pekerjaan impian sebagai desainer UI/UX.
Rafli menyelesaikan studi Agribisnis di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten, meski sejatinya ia bercita-cita bekerja di sektor digital. Biaya kuliah yang tak terjangkau di bidang itu menjadi penyebab utama Rafli berkompromi. Namun kabar baik mengenai BCA SYNRGY Academy sampai di telinga Rafli dengan cara yang tak biasa.
Baca juga: BCA Kembali Buka Pendaftaran Beasiswa, Simak Syaratnya!
“Perjalanan saya menemukan SYNRGY Academy cukup unik karena awalnya saya mau kuliah jurusan IT namun enggak kesampaian karena memang biayanya yang mahal. Ayah saya seorang mitra ojek online. Suatu hari dia pulang membawa kabar tentang SYNRGY Academy. Begitu saya lihat, saya cukup kaget dan excited karena ini hal yang sudah saya impikan sejak dulu,” kenang Rafli.
Peserta SYNRGY Academy memperoleh berbagai pembekalan untuk mengasah kemampuan mereka, baik secara hard skill maupun soft skill. Dengan demikian, mereka diharapkan menguasai keterampilan yang diperlukan untuk terjun ke dunia kerja khususnya di sektor digital. Selesai mengikuti program ini, Rafli pun berhasil memperoleh kesempatan bekerja di Narasi sebagai UI/UX Designer.
“Di SYNRGY Academy saya mendapat pembekalan sesuai dengan jurusan kelas yang saya pilih. Yang menarik juga, kami diminta berkolaborasi dalam tim untuk mengerjakan proyek akhir berupa pembuatan aplikasi sehingga kami tidak hanya belajar teori, tapi juga bisa mempraktikkan ilmu yang kami dapat. Mungkin tanpa ilmu dan bimbingan mentor yang saya dapat di SYNRGY Academy, saya tidak bisa berada di posisi saya sekarang,” katanya.
BCA SYNRGY Academy merupakan program pelatihan di bidang teknologi digital. Program ini membuka sejumlah kelas seperti engineering, back-end engineering, front-end engineering, desain UI/UX, dan iOS engineering. Kelas-kelas tersebut menjadi pilihan seiring kebutuhan industri digital yang semakin berkembang saat ini.
Adapun program yang diikuti oleh Rafli tersebut merupakan SYNRGY Academy yang khusus diberikan kepada anak-anak dari mitra pengemudi ojek online yang ingin terjun ke bidang IT. Melalui program ini BCA tidak hanya menaruh perhatian terhadap pengembangan kualitas SDM di Indonesia, namun juga membuka kesempatan yang lebih luas ke berbagai kalangan.
Baca juga: Kenali Konten Pornografi di Media Sosial dan Waspadai Dampaknya!
Ekonomi digital merupakan sektor dengan kebutuhan SDM yang besar saat ini. BCA melihat hal itu sebagai peluang untuk berbagi dengan cara membekali generasi muda dengan perangkat keahlian yang relevan lewat metode dan mitra yang kompeten di sektor tersebut.
“Binar Academy percaya bahwa banyak talenta di Indonesia memiliki kemauan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh berbagai industri. Selain itu, kami pun percaya bahwa transformasi digital selalu dimulai dari manusia. Oleh karena itu, kami bersinergi dengan BCA untuk turut ambil bagian dalam memperkaya ilmu dan talenta masa depan di Indonesia,” kata Presiden Direktur Binar Academy Alamanda Shantika. Binar merupakan mitra kerja BCA dalam menjalankan SYNRGY Academy
SYNRGY Accelerator terus berjalan
Masih di sektor digital, BCA juga menyelenggarakan SNYRGY Accelerator yang berfokus pada pembinaan start-up. Program yang sudah dilaksanakan sejak 2019 ini, merupakan program pendampingan start-up, mulai dari mentoring, lokakarya, community event, business matching, sesi berjejaring antar-startup hingga BCA sendiri.
Dari lima gelombang penyelenggaraan, SYNRGY Accelerator sudah meluluskan 72 startup dari 600 lebih start-up yang mendaftar. Jejakdotin adalah salah satu start-up yang berhasil mengembangkan inovasinya melalui program ini.
“Awalnya kami berpikir dua kali karena berdasarkan pengalaman mengikuti bootcamp accelerator lainnya, programnya cukup memakan waktu. Sementara kami harus bekerja dengan jadwal yang padat. Namun kurikulum SYNRGY Accelerator disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing startup dengan waktu yang fleksibel. Kami difokuskan untuk networking dan business matching hingga akhirnya kami juga dapat berkolaborasi dengan ekosistem BCA,” tukas COO Jejak.in Sudono Salim.
Di samping pendampingan yang mumpuni, kesempatan berkolaborasi antar-startup dan ekosistem BCA merupakan kekuatan utama program SYNRGY Accelerator. BCA terus mendorong anak-anak muda dalam ekosistem startup untuk terus menciptakan inovasi berbasis teknologi dan membumikan solusinya ke masyarakat baik di lingkup nasional maupun internasional.
“SYNRGY Accelerator dan SYNRGY Academy adalah kegiatan corporate social responsbility (CSR) BCA dalam memajukan ekonomi digital Indonesia, baik dari aspek startup maupun talentanya. Melalui program ini kami berharap ada ekosistem digital yang terbentuk secara berkelanjutan dan memberi dampak signifikan terhadap transformasi ekonomi digital Indonesia,” pungkas EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn. (any)