Jawa Barat— Masih dalam rangkaian kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital di Jawa Barat.
Tema yang diangkat adalah “Trend Pekerjaan Sosial Media Spesialist di Era Digital” dengan menghadirkan narasumber CEO Guru Youtuber Dirgantara Wicaksono; Sekretaris Yayasan Pendidikan Cendekia Utama Meithiana Indrasari; dan Relawan TIK Verra Rousmawati.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3,49 dari skala 5. Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Baca juga: OPPO Tunjuk Kaká sebagai Global Brand Ambassador untuk Kemitraan Liga Champions UEFA 2023
Mengawali paparannya, Dirgantara Wicaksono menyampaikan bahwa social media specialist mungkin bukan pekerjaan yang asing untuk sebagian orang. Apalagi di era digital ini, di mana banyak brand dan perusahaan menggunakan media sosial sebagai media pemasaran, promosi, memperkenalkan produk, berkomunikasi dengan audiens, dan lainnya.
Social media specialist merupakan posisi yang fokus pada menciptakan konten digital yang kreatif dan menarik untuk berbagai platform media sosial. “Mereka melakukan ini dengan tujuan untuk meningkatkan brand awareness, memperkuat usaha pemasaran, dan juga mendorong angka penjualan. Sederhananya, social media specialist adalah pekerjaan yang fokus membuat perencanaan, strategi, dan konten digital yang menarik di berbagai media sosial,” katanya.
Menjadi seorang social media specialist, menurut Dirgantara, dapat dikatakan memiliki sedikit perbedaan dengan pekerjaan lainnya. Beberapa pekerjaan lain dapat dipelajari sebelumnya di sekolah ataupun perkuliahan, namun saat ini belum ada universitas yang mengajarkan secara penuh materi untuk belajar mengenai media sosial.
Baca juga: BCA Dukung Penyelenggaraan Puteri Indonesia 2023
Oleh karena itu, peluang mengisi posisi tersebut terbuka bagi semua orang, asalkan memiliki kemampuan-kemampuan tertentu. “Kemampuan tersebut antara lain, memiliki minat tinggi dalam menggunakan media sosial, kemampuan berkomunikasi yang mumpuni, memiliki pengetahuan yang cukup tentang ragam tools dalam media sosial. Selain itu, orang dengan posisi tersebut tidak boleh gagap terhadap perkembangan di luar. Harus senantiasa mengikuti dan memantau perubahan,” ucapnya.
Verra Rousmawati menambahkan, peran social media specialist amat penting bagi sebuah perusahaan. Jenis pekerjaan ini bertanggung jawab mengelola strategi konten di berbagai platform media sosial yang dikelola perusahaan. Apalagi, sekitar 80 % perusahaan mengoptimasi konten media sosial karena mampu meningkatkan brand awareness hingga 83 % dan efektivitas bisnis hingga 73 %. “Selain merancang strategi konten perusahaan, pekerjaan ini harus mampu berkomunikasi dengan pengikut di media sosial dan memahami target audiens mereka. Namun, ingat, jangan sampai keliru membuat strategi konten, apalagi sampai tidak melakukan analisis,” tuturnya.
Agar sasarannya tepat, lanjut Verra, social media specialist harus bisa menggunakan bahasa komunikasi yang tepat agar mudah dipahami audiens. Lalu, dalam berkomunikasi di media sosial, hindari pernyataan yang merendahkan atau melecehkan audiens. Oleh karena itu, penting bagi social media specialist untuk dapat memahami kriteria audiens berdasar umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan sebagainya. “Ini menyangkut etika. Konten yang diunggah di media sosial sebaiknya yang orisinil atau menyebutkan sumbernya apabila itu karya orang lain. Lalu, gunakan bahasa yang sopan dan tidak mengumbar data atau informasi yang sifatnya rahasia perusahaan,” kata Verra.
Sementara itu, Meithiana Indrasari mengingatkan, konten di media sosial memiliki peran dan pengaruh tersendiri di dunia maya. Peran tersebut adalah sebagai alat komunikasi dan interaksi dengan pihak ketiga, berbagi informasi, hiburan dan rekreasi, pemasaran dan promosi, serta untuk bahan pendidikan dan pembelajaran. Adapun pengaruh konten media sosial bisa menyasar mental pengguna maupun pengikutnya (follower), bisa memengaruhi perubahan gaya hidup, atau berpengaruh secara politik.
“Oleh sebab itu, penting bagi social media specialist untuk memahai hak-hak dan tanggung jawab bermedia sosial. Menjaga hak dan reputasi orang lain tidak boleh diabaikan. Kemudian, menjaga ketertiban masyarakat dan nasional, serta menjaga moral publik diutamakan,” katanya.
Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo. (any)