Bandung- Menyambut dan merayakan 100 tahun Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Keuskupan Bandung menggelar Hari Studi, kegiatan seminar, dan diskusi dengan narasumber ahli. Mengangkat tema “Bersama Membangun Bangsa: Keterlibatan Umat dalam Mewujudkan Demokrasi yang Berhati Nurani melalui Pemilu 2024″.
Kegiatan ini dihadiri oleh anggota Gereja Katolik di Bandung yang termasuk Dewan Pastoral Paroki, siswa-siswi pemilih pemula dari SMA di Keuskupan Bandung, Keluarga Siswa Katolik, Keluarga Mahasiswa Katolik, PMKRI, Pemuda Katolik, para pengajar Katolik di Keuskupan Bandung, umat Katolik serta tokoh Katolik di masyarakat dan pemerintah.
Baca juga: FHA-Food & Beverage 2024 Ajak Pelaku Industri Makanan dan Minuman Rambah Pasar Global
Hasil diskusi diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dan juga dorongan bagi anggota Gereja Katolik untuk berpartisipasi dalam dinamika sosial politik pemilu yang berlangsung. Melalui kegiatan Hari Studi yang dilaksanakan, diharapkan umat Katolik dapat turut serta dalam gerakan Gereja dan Bangsa, terutama melalui keikutsertaan dan keterlibatan dalam pemilu. Umat Katolik juga didorong untuk membuat pertimbangan matang dan bertanggung jawab dalam pilihan politik. Melalui kegiatan ini, para peserta juga melakukan refleksi bersama atas peran Gereja bagi Bangsa Indonesia.
“Gereja Katolik mendorong semua umat untuk berpartisipasi dalam gerak kebangsaan yang tahun ini dilakukan melalui Pemilihan Umum 2024. Kami mendoakan proses pemilu dapat berjalan dengan lancar dan damai, di mana sosok pemimpin yang terpilih dapat merangkul dan memperjuangkan kesejahteraan bagi seluruh bangsa Indonesia,” kata Uskup Keuskupan Bandung dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia – Mgr. Antonius Subianto, OSC dalam siaran pers Jumat (9/2/2024).
Baca juga: WeTV Tayangkan Musim Kelima CHUANG Asia: Thailand, Ada Dua Peserta Indonesia
Ekonom Senior Faisal Basri, S.E., M.A. menjelaskan, dalam pembangunan suatu bangsa, dibutuhkan sosok yang memiliki kemampuan dan integritas untuk memimpin dengan keadilan dan solidaritas bagi seluruh rakyat. “Saya mendorong rekan-rekan untuk memilih sosok pemimpin yang peduli dan dapat memegang amanah rakyat saat menjalankan tugasnya. Demokrasi harus terus dirawat. Demokrasi yang menentukan pembangunan, demokrasi yang baik akan menumbuhkan kemakmuran lebih cepat,” tukasnya.
Dosen dan Direktur Program Pascasarjana STF Driyarkara Dr. Karlina Supelli menjelaskan, salah satu pilar demokrasi adalah kesadaran warga negara untuk terlibat aktif menjaga dan mengembangkan tata pemerintahan demokratis yang telah diperjuangkan pendahulu kita. “Pemilu adalah saat kita menentukan pilihan berdasarkan hati nurani dan ketajaman akal budi yang berpihak pada kebaikan bersama dan nasib mereka yang selama ini terpinggirkan,” tandasnya.
Co-Founder What is Up, Indonesia? dan Co-Initiator bijakmemilihdotid Abigail Limuria mengaskan, generasi muda bukan fans, tapi sedang memilih pemimpin yang akan menentukan kualitas hidup ke depannya. “Jangan memilih sekadar berdasarkan gimmick, tidak ada calon yang sempurna, jadi tidak perlu baper dengan politisi,” imbuhnya.
Di penutupan, Ketua Panitia Hari Studi, Rm. Haryanto, Pr menyampaikan, acara studi bersama ini dilangsungkan dalam perayaan 100 tahun KWI. Semoga topik studi kali ini dapat membantu umat Katolik, para pemilih yang pertama kalinya menggunakan hak suara serta masyarakat luas untuk dapat menentukan pilihan yang terbaik pada hari pemilu tanggal 14 Februari 2024. “Kami harap semua diskusi dan pesan yang telah disampaikan berguna dan pemilu berjalan dengan lancar dan damai,” katanya. (any)