Jakarta – Dalam rangka mendukung pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan penerapan ekonomi sirkuler, PT Brantas Abipraya (Persero) melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) “Brantas Cermat” (Cerdas Mengelola Sampah Terpadu), meluncurkan inisiatif inovatif.
Program ini tidak hanya bertujuan mengurangi limbah di tempat pembuangan akhir (TPA), tetapi juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan sampah sebagai peluang ekonomi baru. Salah satu upaya utama adalah pelatihan budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) dan pembuatan eco enzyme, yang secara signifikan mengolah limbah organik dengan cara ramah lingkungan sekaligus produktif.
Budidaya Maggot BSF: Solusi Pengelolaan Sampah Organik
Baca juga: Dibanderol Mulai Rp498 Juta, SUV Listrik Chery J6 Resmi Mengaspal
Menurut Tumpang Muhammad, Direktur SDM dan Umum PT Brantas Abipraya, budidaya maggot BSF menjadi strategi utama dalam pengelolaan sampah organik melalui program ini. Maggot BSF, larva lalat tentara hitam, dikenal sebagai pengurai limbah organik yang sangat efektif. Dalam pelatihan, pengurus bank sampah binaan diajarkan cara mengolah limbah organik rumah tangga untuk membesarkan maggot.
Prosesnya meliputi pemberian pakan kepada larva, perawatan, hingga panen maggot yang kemudian dapat digunakan sebagai pakan ikan atau ternak, ataupun dipasarkan. Selain membantu mengurangi volume sampah organik dengan cepat, maggot juga kaya protein, sehingga menjadi sumber pakan alternatif berkualitas tinggi.
Baca juga: Lewat Glasses of Hope, HOYA Wujudkan Penglihatan Jelas untuk Anak
Selain dampak ekologis, budidaya maggot BSF memberikan nilai ekonomis. Produk seperti maggot kering dan kasgot (kascing maggot) memiliki pasar yang potensial, baik sebagai bahan baku pakan ternak maupun pupuk organik. Program ini membuka peluang usaha berbasis lingkungan, sekaligus memberikan keterampilan praktis yang dapat diterapkan di tingkat rumah tangga dan komunitas.
Eco Enzyme: Dari Limbah Organik ke Produk Multifungsi
Brantas Cermat juga melatih masyarakat membuat eco enzyme, cairan fermentasi yang dihasilkan dari limbah organik seperti kulit buah dan sayuran. Proses pembuatannya sederhana, menggunakan molase dan air, dengan waktu fermentasi tiga bulan. Meski sederhana, eco enzyme memiliki banyak manfaat, seperti:
-Pembersih serbaguna untuk kebutuhan rumah tangga,
-Pupuk alami untuk tanaman, serta
-Pengusir hama ramah lingkungan.
Peserta diajarkan langkah-langkah detail agar dapat memproduksi eco enzyme sendiri, sehingga limbah organik rumah tangga tidak terbuang sia-sia. Selain berdampak positif bagi lingkungan, eco enzyme juga membantu menghemat biaya rumah tangga dengan menggantikan produk pembersih kimia komersial.
Dampak Positif terhadap Pengelolaan Sampah dan Ekonomi Hijau
Keberhasilan program ini terlihat dari dampaknya dalam mengurangi sampah organik yang berakhir di TPA. Inisiatif ini juga menciptakan penghematan biaya rumah tangga, peluang ekonomi baru, dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah. Sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), program Brantas Cermat mendukung pencapaian beberapa target Sustainable Development Goals (SDGs), seperti:
-SDG 11.6: Pengurangan dampak lingkungan perkotaan melalui pengelolaan limbah yang lebih baik.
-SDG 2.1: Peningkatan ketahanan pangan dengan memproduksi pupuk organik dan pakan ternak bernutrisi tinggi.
Mengubah Paradigma: Sampah sebagai Sumber Daya
Program Brantas Cermat membuktikan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga dapat melibatkan perusahaan dan masyarakat. Dengan pelatihan intensif dan pendirian bank sampah binaan, Brantas Abipraya mengubah paradigma bahwa sampah bukan sekadar limbah, melainkan sumber daya bernilai guna dan ekonomi.
Dalam konteks kota besar seperti Jakarta, di mana sampah harian mencapai lebih dari 7.000 ton dengan mayoritas berupa limbah organik, inisiatif seperti ini sangat relevan. Program ini tidak hanya mengurangi tekanan pada sistem pengelolaan sampah kota, tetapi juga mendorong masyarakat untuk memilah dan mendaur ulang sampah mereka. “Dengan manfaat ekologis, sosial, dan ekonomis yang nyata, pelatihan budidaya maggot BSF dan pembuatan eco enzyme dari Brantas Cermat menjadi langkah progresif dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan,” ujar Tumpang.
Program ini tidak hanya memberikan solusi untuk permasalahan sampah, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk menjadi bagian dari solusi lingkungan sekaligus meningkatkan taraf hidup mereka melalui peluang ekonomi baru. Brantas Abipraya berkomitmen menjaga keberlanjutan lingkungan sembari menciptakan nilai tambah dari limbah, yang selama ini kerap diabaikan. (any)