• Blog
  • Contacts Us
  • Home
  • Home
  • Home
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Instagram
  • My Bookmarks
  • Sample Page
INDOPOS ONLINE
  • Baranda
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Ekonomi
  • Otomotif
  • Olahraga
  • Internasional
  • Video
    • Instagram
  • Bekasi
No Result
View All Result
  • Baranda
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Ekonomi
  • Otomotif
  • Olahraga
  • Internasional
  • Video
    • Instagram
  • Bekasi
No Result
View All Result
INDOPOS ONLINE
No Result
View All Result
Home Nasional

Banyak Spesies Indonesia Terancam Punah: Bagaimana Cara Kita Menyelamatkannya?

redaksi - by redaksi -
5 Desember 2024 22:58
in Headline, Nasional
0

FOTO Ist

Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta – Keanekaragaman hayati Indonesia berada di ambang krisis. Banyak spesies ikonik, seperti Badak Sumatra, Badak Jawa, Gajah Sumatra, Orangutan, dan Harimau Sumatra, kini terancam punah.

Kasubdit Pengawetan Spesies dan Genetik di Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati KLHK, Badiah, mengungkapkan bahwa dua faktor utama penyebab krisis ini adalah degradasi habitat dan perburuan liar, keduanya dipicu oleh aktivitas manusia. “Ini semua bersifat antropogenik,” jelas Badiah dalam acara Forum Bumi yang diselenggarakan oleh Yayasan KEHATI dan National Geographic Indonesia di Jakarta, Kamis (5/12/2024).

Istilah antropogenik, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti sesuatu yang bersifat buatan manusia.

Baca juga: Akomodasi Ramah Lingkungan untuk Liburan Akhir Tahun yang Bermakna

Upaya Pemerintah dan Teknologi Modern

Pemerintah telah melakukan berbagai langkah kolaboratif untuk menyelamatkan spesies yang hampir punah. Salah satu contohnya adalah pengembangbiakan Badak Sumatra di Sumatran Rhino Sanctuary (SRS), Taman Nasional Way Kambas.

“Kami berhasil melahirkan lima anak badak di sana, setiap tahun satu,” ujar Badiah. Selain pengembangbiakan semi alami, teknologi canggih seperti Assisted Reproductive Technology (ART) dan Bio Bank juga sedang diinisiasi untuk memperluas populasi.

Sedangkan untuk Badak Jawa, perlindungan diperketat dengan pembangunan Javan Rhino Sanctuary. “Harapannya, keanekaragaman genetik dapat dilestarikan demi keberlangsungan populasi jangka panjang,” tambah Badiah.

Baca juga: Lippo Cikarang Resmikan Masjid Kedua

Konflik Manusia dan Satwa

Selain perburuan, konflik antara manusia dan satwa menjadi tantangan serius, terutama untuk Gajah Sumatra dan Harimau Sumatra. Inpres Nomor 1 Tahun 2023 dan UU Nomor 32 Tahun 2024 telah diterbitkan untuk meminimalkan konflik ini, dengan mengatur penggunaan lahan dan melindungi habitat spesies yang terancam.

Badiah mengingatkan bahwa hilangnya satu spesies dapat menyebabkan gangguan besar dalam ekosistem. “Keseimbangan ekosistem itu sangat kompleks. Pandemi COVID-19 menjadi contoh nyata bahwa hilangnya ekosistem yang seimbang dapat memicu bencana,” ujarnya.

Pelajaran dari Yellowstone

Film dokumenter tentang Taman Nasional Yellowstone, AS, memberikan gambaran betapa pentingnya setiap elemen dalam rantai makanan. Melepasliarkan lima serigala di sana mampu memulihkan ekosistem yang rusak. “Ini menunjukkan bagaimana satu spesies bisa berdampak besar pada aliran sungai, pertumbuhan tumbuhan, dan keseimbangan ekosistem secara keseluruhan,” jelas Badiah.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Rheza Maulana, seorang peneliti dan aktivis lingkungan, menekankan bahwa setiap individu bisa berkontribusi dalam melindungi satwa liar.

1. Edukasi dan Kesadaran
Rheza menekankan pentingnya memahami peran satwa liar dan tidak membeli atau memelihara hewan dari pasar ilegal. “Banyak yang keliru berpikir bahwa membeli hewan liar dari pedagang jalanan berarti menyelamatkan. Padahal, itu justru mendukung perburuan liar,” tegasnya.

2. Berhenti Mendukung Konten yang Salah
Konten media sosial yang memperlihatkan satwa liar sebagai hewan peliharaan perlu dihentikan. Sebaliknya, masyarakat bisa mendukung konten yang mengedukasi tentang rehabilitasi dan pelepasliaran satwa.

3. Dukungan Material dan Non-Material
Membantu lembaga konservasi, baik melalui donasi maupun menjadi relawan, adalah cara konkret untuk mendukung upaya pelestarian. “Mungkin kita bisa kurangi pengeluaran seperti ngopi santai dan alokasikan dana itu untuk lembaga konservasi,” saran Rheza.

4. Bergabung Sebagai Relawan
Relawan dibutuhkan dalam berbagai kegiatan, mulai dari memberikan perawatan hingga membantu pelepasliaran satwa. “Kadang, pelepasliaran membutuhkan puluhan orang untuk membawa satwa ke habitatnya,” ujar Rheza.

5. Sebarkan Pengetahuan
Rheza mengajak masyarakat untuk menyebarkan informasi positif melalui tulisan, konten media sosial, atau karya ilmiah. “Banyak cara untuk berkontribusi. Yang penting, mulai dari sekarang,” simpulnya.

Melindungi Masa Depan

Pelestarian keanekaragaman hayati tidak hanya menyelamatkan spesies, tetapi juga melindungi keberlanjutan ekosistem dan masa depan manusia. Dengan tindakan nyata dari pemerintah, lembaga konservasi, dan masyarakat, harapan untuk menyelamatkan satwa-satwa Indonesia yang terancam punah masih sangat besar. (any)

Tags: Badak Sumatraindoposindoposonline
Previous Post

Rasakan Serunya Misi Penyelamatan Galaxy di Margo City Depok untuk Tahun Baru 2025

Next Post

Menyemai Optimisme dan Potensi Industri Tanaman Hias Indonesia

redaksi -

redaksi -

Related Posts

Megapolitan

Jabatan Dirtek TP Sebentar Lagi Kosong, Open Bidding Belum Dibuka, Kok Bisa?

2 Juni 2025 10:17
Megapolitan

Wow! Tiba-tiba Netizen Singgung Pungli di Bekasi Utara, Ada Apa?

31 Mei 2025 17:36
Megapolitan

OJK dan Bank DKI Kolaborasi Wujudkan Pulau Seribu Digital Island

28 Mei 2025 18:55
Megapolitan

Bank DKI Sikapi Proses Hukum Terkait Kredit ke PT Sritex

22 Mei 2025 13:28
Megapolitan

LPCK Umumkan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Baru di RUPST 2025

21 Mei 2025 19:37
Megapolitan

Pejabat Bekasi Dijebloskan ke Penjara Atas Dugaan Korupsi Alat Olahraga

15 Mei 2025 21:44
Next Post

Menyemai Optimisme dan Potensi Industri Tanaman Hias Indonesia

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest

Baru Buka di Pondok Indah Mall 1, Main Asik di Kidzlandia Yuk!

11 Februari 2023 13:30

Pemilu 2024, Novel Siap Menangkan Partai Golkar

17 Januari 2023 16:19

Pameran Indonesia Asean Stationery & Gift Expo Siap Digelar di Jiexpo

5 September 2024 00:00

Dua Parfum Baru dari Braven, Bikin Pria Makin Percaya Diri

16 Juli 2024 17:40
Istri Terduga Teroris Diamankan Densus 88 di Bandung

Istri Terduga Teroris Diamankan Densus 88 di Bandung

0

Jabatan Dirtek TP Sebentar Lagi Kosong, Open Bidding Belum Dibuka, Kok Bisa?

0
23 Orang Terduga Teroris Diamankan Terkait Bom Makassar

Penyidikan di Tingkat Polsek Dihentikan, Begini Kata Mabes Polri

0
Akankah Kurikulum Agama di Kampus Diubah, Begini Penjelasan PBNU

Akankah Kurikulum Agama di Kampus Diubah, Begini Penjelasan PBNU

0

Jabatan Dirtek TP Sebentar Lagi Kosong, Open Bidding Belum Dibuka, Kok Bisa?

2 Juni 2025 10:17

Wow! Tiba-tiba Netizen Singgung Pungli di Bekasi Utara, Ada Apa?

31 Mei 2025 17:36

OJK dan Bank DKI Kolaborasi Wujudkan Pulau Seribu Digital Island

28 Mei 2025 18:55

Bank DKI Sikapi Proses Hukum Terkait Kredit ke PT Sritex

22 Mei 2025 13:28

Beritaa Terkini

Jabatan Dirtek TP Sebentar Lagi Kosong, Open Bidding Belum Dibuka, Kok Bisa?

2 Juni 2025 10:17

Wow! Tiba-tiba Netizen Singgung Pungli di Bekasi Utara, Ada Apa?

31 Mei 2025 17:36

OJK dan Bank DKI Kolaborasi Wujudkan Pulau Seribu Digital Island

28 Mei 2025 18:55

Bank DKI Sikapi Proses Hukum Terkait Kredit ke PT Sritex

22 Mei 2025 13:28
INDOPOS ONLINE

Follow Us

  • Baranda
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Ekonomi
  • Otomotif
  • Olahraga
  • Internasional
  • Video
  • Bekasi

© 2023 indoposonline.com

No Result
View All Result
  • Baranda
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Ekonomi
  • Otomotif
  • Olahraga
  • Internasional
  • Video
    • Instagram
  • Bekasi

© 2023 indoposonline.com