Jawa Barat— Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital di Jawa Barat.
Tema yang diangkat adalah “Jaga Persatuan Indonesia: Jangan Mudah Terprovokasi di Ruang Digital” dengan menghadirkan narasumber VP Direct Sales & Retail East Java Bali Nusra Indosat Tbk Heny Tri Purnaningsih; Kepala Unit ITC UNDIPA Makassar Erfan Hasmin; serta Fasilitator Nasional PT Cipta Manusia Indonesia Aulia Putri Juniarto.
Baca juga: Dari Literasi Digital Kalimantan 2022, Jangan Sebar Data Dirimu di Media Sosial
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3,49 dari skala 5. Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan
“Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Menurut Heny Tri Purnaningsih, generasi muda harus atau wajib menjaga persatuan dan kesatuan di ruang digital. Sebab, mereka memiliki akses ke ruang digital dan media sosial, yang amat penting sebagai tempat berbagi pendapat dan pandangan. Apalagi, mayoritas generasi muda di Indonesia adalah pengakses utama internet, televisi, dan media sosial.
“Kenapa persatuan di ruang digital penting untuk dijaga? Sebab, amat penting menjaga keragaman Indonesia dari konflik dan perpecahan di masyarakat. Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Sudah sepatutnya kita menjunjung tinggi persatuan dan kepentingan bersama,” ujar Heny.
Heny menyarankan, hal-hal yang dapat dilakukan generasi muda untuk menjaga persatuan di ruang digital adalah dengan berbagi informasi yang positif, tidak menyebarkan kabar bohong dan ujaran kebencian, dan rajin mempromosikan keberagaman Indonesia. Lalu, menjaga etika berkomunikasi di ruang digital juga penting dan wajib dilaksanakan. “Generasi muda Indonesia harus menjadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital. Karakter di ruang digital juga harus mencerminkan nilai-nilai luhur warisan budaya bangsa tersebut,” katanya.
Baca juga: MAKUKU Kini Hadir dalam Kemasan Renceng
Erfan Hasmin menambahkan, menjaga persatuan dan kesatuan di ruang digital membutuhkan kompetensi literasi digital terkait netiket. Adapun ruang lingkup etika di ruang digital adalah kesadaran dalam hal melakukan sesuatu; integritas berupa kejujuran, menghindari plagiasi, manipulasi, dan sebagainya; tanggung jawab atas sebuah konsekuensi yang ditimbulkan; serta kebajikan yang bernilai manfaat, kemanusiaan, dan kebaikan.
“Etika digital muncul karena perkembangan teknologi yang dipakai banyak orang. Adanya etika digital ini berdasarkan keinginan teknologi dan moral. Etika digital dapat mengatur segala bentuk aktivitas digital yang dilakukan manusia,” ucap Erfan.
Ia mencontohkan, etika di ruang digital antara lain penghormatan terhadap privasi orang lain, misalnya dengan tidak mencuri informasi pribadi, tidak menyebarkan data pribadi orang lain, atau tidak melakukan pemantauan ilegal. Menurut dia, memiliki etika sebelum memiliki-posting konten di media sosial sangat penting karena media sosial memiliki dampak yang luas dan bisa mencapai banyak orang dengan cepat.
“Sebaliknya, jangan melakukan hal ini terhadap orang lain di ruang digital. Contoh yang terlarang adalah perundungan, pelecehan, berbagi konten tidak pantas, ujaran kebencian, atau mengeluarkan kata-kata kasar yang tak patut,” ujar Erfan.
Sementara itu, Aulia Putri Juniarto menegaskan, era digital sekarang ini ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi, kecanggihan teknologi digital membawa banyak manfaat bagi umat manusia. Namun, di sisi lain, ada dampak buruk yang diakibatkan teknologi digital tersebut. oleh karena itu, menurut dia, seluruh warga Indonesia harus siap bertransisi dan beradaptasi dengan teknologi digital.
“Beberapa cara meningkatkan kemampuan atau kecakapan digital adalah mulailah berpikir kritis, menguasai finding information, memahami budaya digital, menjadi aman berinternet, dan memanfaatkan media sosial untuk belajar maupun berkolaborasi hal yang positif,” ungkapnya.
Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo. (any)