Jakarta-Di tengah derasnya arus informasi digital, tantangan untuk menyediakan sumber literasi yang aman dan mendidik bagi anak-anak semakin mendesak. CIA Festival 2024 menjadi salah satu acara yang menegaskan pentingnya media khusus anak sebagai benteng terhadap serbuan konten digital yang belum tentu sesuai untuk usia mereka.
Festival ini tidak hanya memperkuat semangat membaca sejak dini tetapi juga menggarisbawahi peran media anak, seperti Majalah Cahaya Inspirasi Anak (CIA) dan Majalah ISO, sebagai jembatan informasi layak anak di era digital.
Pada puncak acara, narasumber utama Gelar Wicara Hak Baca Anak, seperti Rr. Endah Sri Rejeki dari Kemen PPPA dan Drs. Agus Sutoyo dari Perpustakaan Nasional RI, mengungkapkan pentingnya menyajikan informasi yang sesuai usia anak dalam format yang menarik. Mereka menekankan bahwa dalam ekosistem media saat ini, anak-anak rentan terpapar konten yang tidak terfilter. Karenanya, media khusus anak menjadi sangat relevan sebagai sumber informasi yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik.
Baca juga: Peringati HUT ke – 20, KOPNUS selenggarakan OREN CUP Mini Soccer 2024.
Stefanie Augustin, Pimpinan Majalah CIA, menjelaskan bahwa Majalah CIA dan ISO diciptakan untuk memberikan akses kepada anak-anak Indonesia terhadap literasi yang bermanfaat sekaligus menyenangkan. “Media khusus anak seperti kami harus menjadi alternatif yang edukatif bagi mereka, terutama di tengah banjir konten digital. Anak-anak membutuhkan media yang mengajarkan keterampilan membaca, menulis, berpikir kritis, dan mengembangkan imajinasi mereka,” jelas Stefanie.
Media Anak Sebagai Pilar Literasi di Era Digital
CIA Festival 2024 hadir dengan berbagai lomba edukatif dan kelas interaktif yang mendorong partisipasi anak dalam kegiatan literasi. Festival ini juga menunjukkan bahwa ada permintaan yang tinggi dari masyarakat untuk menyediakan sumber literasi yang aman.
Baca juga: National Dance Competition “Inspirasi Diri”
Dengan adanya bazar buku rakyat dan kompetisi kirab lakon, festival ini menyajikan kegiatan yang memungkinkan anak-anak mengenal tokoh budaya secara visual dan verbal, sehingga membentuk dasar literasi yang kuat sekaligus melestarikan budaya lokal.
Selain itu, sesi diskusi bertajuk “Gerak Bersama: Peran Media Wujudkan Generasi Cerdas” turut mengundang jurnalis senior dari berbagai media nasional. Diskusi ini membahas bagaimana media, baik cetak maupun digital, harus beradaptasi dalam menyajikan konten yang menginspirasi anak-anak. Kesimpulannya adalah bahwa literasi anak yang kuat hanya dapat terbentuk bila media bersikap proaktif dalam menyediakan konten yang tidak hanya edukatif tapi juga sesuai dengan nilai dan norma yang dapat dipahami anak-anak.
Upaya Bersama dalam Memenuhi Hak Baca Anak
CIA Festival 2024 mengingatkan pentingnya hak baca anak sebagai bagian dari hak sipil dasar mereka. Peluncuran edisi khusus Majalah CIA bekerja sama dengan Kemen PPPA menandai inisiatif yang mengedepankan kolaborasi lintas sektor demi mendukung literasi anak. Edisi ini mencakup topik-topik edukatif seperti hak-hak anak, kesehatan, dan pendidikan yang dikemas dalam bahasa sederhana dan visual yang menarik untuk anak-anak. Hal ini sejalan dengan komitmen CIA untuk memenuhi kebutuhan informasi anak dengan menyediakan sumber literasi yang akurat dan terpercaya.
Dr. Baharudin dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menambahkan bahwa literasi anak harus dimulai sejak dini dengan dukungan media yang terverifikasi. “Kami mengapresiasi peran Majalah CIA sebagai mitra dalam mendukung literasi nasional, khususnya untuk anak-anak. Media seperti ini sangat penting dalam membekali anak dengan keterampilan literasi yang akan mereka butuhkan di masa depan,” ujarnya. (any)