Ungaran – PT Brantas Abipraya (Persero), perusahaan BUMN di bidang konstruksi, saat ini tengah mengerjakan pembangunan Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Proyek strategis ini menjadi bagian penting dari upaya pemerintah dalam memperkuat ketahanan air dan pangan nasional.
Direncanakan selesai pada tahun 2025, Bendungan Jragung akan memiliki multifungsi sebagai sumber air baku, irigasi, pengendali banjir, pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH), dan destinasi pariwisata, yang diproyeksikan akan memberi manfaat besar bagi masyarakat sekitar.
Baca juga: Presiden Prabowo Subianto Resmikan Gerakan Solidaritas Nasional
Bendungan ini memiliki kapasitas tampung mencapai 90 juta meter kubik (m³) dan diharapkan dapat menyuplai kebutuhan air baku untuk Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Grobogan. “Bendungan ini akan menyuplai air baku sebesar 500 liter per detik untuk Semarang, serta 250 liter per detik untuk Grobogan dan Demak,” ungkap Muhammad Toha Fauzi, Direktur Operasi I Brantas Abipraya.
Selain sebagai sumber air baku, Bendungan Jragung juga akan mendukung sistem irigasi untuk lahan pertanian seluas 4.528 hektar di wilayah irigasi Jragung, Kabupaten Demak. Kehadiran fasilitas ini diperkirakan akan meningkatkan intensitas tanam dari satu kali menjadi dua hingga tiga kali setahun, yang berpotensi besar dalam memperkuat ketahanan pangan di Jawa Tengah.
Baca juga: Santet Segoro Pitu, Horor Baru Beraroma Klenik Jawa Siap Guncang Bioskop di 9 Negara
Dalam aspek mitigasi bencana, bendungan ini dirancang untuk mengurangi risiko banjir di wilayah hilir. Dengan pengaturan debit air yang optimal, Bendungan Jragung mampu menurunkan risiko debit banjir dari 378.000 m³ per detik menjadi 170.000 m³ per detik, atau sekitar 45% pengurangan banjir di Semarang.
Di samping perannya sebagai sumber air baku dan pengendali banjir, Bendungan Jragung juga akan difungsikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dengan kapasitas 1.400 kW, yang menyediakan energi terbarukan bagi masyarakat sekitar. Kawasan bendungan juga akan dikembangkan menjadi destinasi wisata air dan agrowisata, didukung dengan taman botani di area hijau, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal.
Pembangunan Bendungan Jragung ini merupakan wujud komitmen Brantas Abipraya dalam mendukung program ketahanan air yang dicanangkan pemerintah, dengan target membangun 61 bendungan pada periode 2015-2025. Pembangunan bendungan ini yang dimulai sejak akhir 2020 diharapkan dapat selesai sesuai jadwal dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat di Jawa Tengah. “Kami memastikan kualitas terbaik dalam setiap aspek konstruksi agar manfaat bendungan ini segera bisa dirasakan oleh masyarakat,” tutup Toha. (any)