Jakarta – Di tengah meningkatnya kesadaran global terhadap perubahan iklim, industri maritim menghadapi tantangan besar dalam mengurangi jejak karbon. Sebagai salah satu pemain utama di sektor pelabuhan dan logistik, Pertamina Port and Logistics (PPL) menunjukkan komitmennya dalam mendukung target Net Zero Emission melalui berbagai inovasi berkelanjutan.
Langkah-langkah strategis yang telah diterapkan PPL tidak hanya membawanya meraih penghargaan Green & Smart Port 2025, tetapi juga menjadi model bagi industri maritim Indonesia dalam menciptakan pelabuhan yang lebih hijau dan ramah lingkungan.
Dekarbonisasi Pelabuhan: Langkah Nyata PPL
Sebagai bagian dari upaya menuju Net Zero Emission, PPL menerapkan berbagai inovasi yang berfokus pada efisiensi energi, pengelolaan limbah, dan pemanfaatan teknologi hijau. Beberapa langkah utama yang telah diterapkan meliputi:
1. Pemanfaatan Energi Terbarukan
PPL mengurangi ketergantungan pada energi fosil dengan memanfaatkan sumber energi ramah lingkungan, seperti:
Baca juga: Intip Rahasia Effortless Beauty ala Beby Tsabina
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di area pelabuhan untuk mendukung operasional yang lebih efisien.
Penggunaan kendaraan listrik dan hybrid guna mengurangi emisi karbon dari aktivitas logistik.
Efisiensi energi melalui sistem pencahayaan LED hemat energi untuk mengoptimalkan konsumsi daya.
2. Manajemen Air Berkelanjutan
PPL menerapkan sistem pengelolaan air yang lebih efisien melalui:
Rain Harvesting, yaitu pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih.
SWRO (Sea Water Reverse Osmosis), teknologi penyulingan air laut yang mengurangi ketergantungan terhadap sumber air tanah dan mempercepat proses konservasi air.
3. Sistem Pengelolaan Limbah yang Lebih Efektif
Limbah industri menjadi salah satu tantangan besar dalam sektor maritim. Untuk mengatasinya, PPL menerapkan sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam pengelolaan limbah, termasuk limbah minyak dan plastik.
Menurut Plt. Direktur PPL, Albertus Anto Budi Santosa, strategi ini merupakan langkah konkret dalam mendukung keberlanjutan. “Sebagai bagian dari Pertamina International Shipping, kami terus berinovasi dalam mengurangi dampak lingkungan. Komitmen ini sejalan dengan visi kami dalam menciptakan industri maritim yang lebih hijau dan berdaya saing tinggi.”
Digitalisasi untuk Efisiensi dan Keberlanjutan
Selain fokus pada pengurangan emisi fisik, PPL juga menerapkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi pemborosan energi. Beberapa teknologi yang digunakan antara lain:
Pertamina Shorebase Ultimate Technology (PESUT), sistem digital yang memungkinkan pemantauan operasional secara real-time guna mengoptimalkan konsumsi energi.
Portal Realtime Integrated Data Enterprise (PRIDE), yang mengintegrasikan berbagai data untuk mempermudah pengambilan keputusan berbasis efisiensi energi dan keberlanjutan.
Pemantauan keamanan berbasis teknologi, termasuk sistem CCTV 24/7 di 26 titik, yang membantu memastikan keamanan operasional tanpa perlu konsumsi energi berlebih.
Menjadi Model bagi Pelabuhan Lain di Indonesia
Strategi dekarbonisasi yang diterapkan PPL dapat menjadi benchmark bagi pelabuhan lain di Indonesia dalam menekan emisi karbon. Dengan regulasi global yang semakin ketat terkait keberlanjutan, penerapan teknologi hijau dan efisiensi energi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan.
Ke depan, PPL berencana memperluas inisiatifnya dengan memperbanyak penggunaan energi terbarukan, memperkuat sistem manajemen lingkungan, serta menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan inovasi keberlanjutan. (any)