Palangkaraya — Tak hanya untuk mencari informasi, edukasi, dan hiburan, internet dan media sosial juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis.
Nah, branding menjadi satu kegiatan penting dalam komunikasi pemasaran lewat media digital. Tidak hanya produk berupa barang dan jasa, personal branding juga penting di era digital. Ada norma-norma yang perlu diperhatikan dalam ‘memasarkan’ diri di internet.
Hal tersebut dibahas dalam webinar bertema “Pentingnya Public Speaking dalam Membentuk Personal Branding” yang dipandu oleh Rosha Noor Shaula di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, baru-baru ini. Webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi itu menghadirkan narasumber Head of Creative and Visual Brand and HMM, Andry Hamida; pengajar bidang Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur, Rocky Prasetyo Jati; dan Abdul Hamid Hasan selaku pengurus RTIK Sidoarjo.
Baca juga: Moms, Yuk Bikin Bekal Sekolah Praktis yang Gurih, Lezat, dan Bernutrisi ala Anchor
Dalam webinar tersebut, Andry Hamida membawakan materi kecakapan digital dengan tema ‘Cakap Bermedia Digital’. Lebih dari 70 persen masyarakat Indonesia telah menggunakan internet. Namun, perkembangan infrastruktur digital dan penggunanya belum diikuti dengan kecakapan. Masih banyak yang belum bisa memaksimalkan. Oleh karena itu, kecakapan digital perlu ditingkatkan.
Ada empat kompetensi yakni menggunakan perangkat keras dan lunak; memahami lanskap digital; menggunakan mesin pencari dan aplikasi percakapan media sosial; serta bertransaksi dengan menggunakan dompet digital. “Kita bisa memanfaatkan media sosial untuk edukasi, hiburan, ekonomi, dan alat bantu (pembayaran/penyimpan data). Untuk ekonomi, kita bisa menggunakan marketing tools, seperti TikTok, Instagram, dan lainnya. Branding dibutuhkan kita produk kita ingin kenal lebih jauh. Branding yang baik meningkatkan kepercayaan konsumen. Perlu dipikirkan soal nama, logo, dan identitas,” jelasnya.
Terkait budaya digital, Rocky Prasetyo Jati memaparkan materi dengan judul ‘Tren Branding di Era Digital’. Branding menjadi salah satu jalan mempromosikan produk/jasa maupun diri secara personal agar lebih banyak dikenal luas oleh publik. Di ranah digital, sangat baik memiliki personal branding sebagai individu dengan nilai-nilai budaya luhur, nilai-nilai Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika. Ini perlu ditunjukkan dalam aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Hindari Plagiat dan Pahami Jejak Digital dalam Berpendapat di Internet
“Profil di akun media sosial membangun kepercayaan publik dan menunjukkan diferensiasi. Kreatif membangun konten juga membantu bagaimana persona kita dilihat oleh warganet. Namun begitu, jangan lupakan tentang orisinalitas,” ucapnya.
Pada sesi terakhir, Abdul Hamid Hasan menerangkan materi etika digital dengan tema ‘Do and Don’ts’ dalam Menciptakan sebuah Brand’. Menurut Hasan, branding perlu dilakukan secara beretika. Mengapa? Karena di ruang digital kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan berbagai orang dan budaya. Interaksi tersebut dapat menciptakan standar baru. Etika di ruang digital juga diperlukan agar mempermudah kolaborasi. Ruang lingkupnya meliputi kesadaran, integritas (misalnya, jangan plagiasi logo orang lain), tanggung jawab, dan kebajikan.
“Apa yang harus dilakukan? Pastikan desain Anda sudah selesai di internal sebelum dilempar ke luar dan meminta feedback. Usahakan konsisten jika sudah dilempar ke pasaran. Jangan terlalu sering mengganti logo hanya karena mengejar tren. Dalam personal branding jangan terburu-buru, pastikan langkah yang benar. Jangan lupakan tata bahasa, jangan memaksakan sesuatu,” pungkasnya.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial Kemenkominfo dan Siberkreasi. (any)